Detoksifikasi dengan Berpuasa


Anda yang suka menonton “Oprah Winfrey Show” pasti tak asing lagi dengan Dr Oz. Ia adalah pengasuh rubrik kesehatan di acara Oprah, sebelum kemudian membikin acara kesehatan sendiri. 


Dr Oz, yang memiliki nama lengkap Mehmet Cengiz Oz, adalah seorang cardiothoracic surgeon (dokter ahli bedah jantung) kenamaan di Amerika. Dokter beragama Islam dan berdarah campuran Turki-Amerika ini mencampurkan metode pengobatan Barat dengan Timur — misalnya akupunktur.


Di beberapa kesempatan, Dr Oz menyampaikan bahwa puasa adalah salah satu bentuk diet sehat. Puasa, menurutnya, adalah salah satu bentuk detoksifikasi racun-racun yang ada di tubuh. Puasa juga salah satu bentuk detoksifikasi paling alami dan natural yang dapat dilakukan, daripada melakukan diet tertentu. 


Menurutnya, puasa dapat mengkondisikan tubuh untuk mengeluarkan racun, karena sebenarnya tubuh manusia telah memiliki sistem detoksifikasi secara alami. Dengan pola makan teratur di bulan puasa, tubuh kita dapat terkondisikan untuk melakukan detoksifikasi secara alami. 


Organ-organ metabolisme detoks, yakni hati, usus besar dan ginjal secara sistematis mengolah dan memilah makanan beserta racun yang mungkin terkandung di dalamnya. Puasa akan mengoptimalkan kerja organ metabolisme detoks tersebut sehingga hasil detoksifikasinya lebih lancar dan natural. 


Dalam website resminya, Dr Oz memberikan pilihan item menu yang bisa dikonsumsi di saat bulan puasa untuk lebih mengoptimalkan detoksifikasi. Yang pertama adalah nanas, karena mengandung zat yang dapat melancarkan pencernaan. 


Yang kedua adalah jahe — yang disebutkan memiliki kandungan yang dapat merangsang kinerja empedu menjadi lebih optimal. Sayuran seledri, lobak, kol dan mentimun juga disarankan untuk dikonsumsi karena juga memiliki kandungan material yang positif bagi proses detoks ini. 


Yang ketiga, jangan lupa mengonsumsi pisang yang penuh dengan vitamin B6, salah satu kandungan yang merupakan kunci bagi detoksifikasi.


Untungnya, bahan makanan tadi dapat dicari dengan mudah di pasaran. Dan bila mampu mengkombinasikan menu-menu tadi dengan seimbang, maka tentunya kita akan mampu menjalankan sebulan amal ibadah puasa ini dengan lancar dan efektif. Ibadah didapat, badan pun sehat.


sumber : www.yahoo.com

Merokok Juga Dapat Menyebabkan Kerusakan Gen Pada Anak

Laki-laki yang merokok susah punya anak karena 2 hal, yakni rentan impotensi dan spermanya cenderung tidak subur. Kalaupun bisa menghamili pasangannya, kerusakan gen pada sperma bisa menyebabkan keturunannya gampang kena penyakit.

Selama ini, kerusakan sperma pada laki-laki yang merokok lebih dikaitkan peluang menghamili pasangan. Berbagai jenis racun dalam rokok mempengaruhi jumlah sel sperma yang dihasilan serta kualitasnya, sehingga diyakini lebih susah punya anak.

Kesulitan punya anak pada laki-laki perokok juga sering dikaitkan dengan kemampuan ereksi. Sebagaimana sudah tertera dalam bungkus rokok, rokok dapan menyebabkan impotensi karena racun rokok bisa mempengaruhi elastisitas dinding pembuluh darah yang mengarah ke organ intim para lelaki.

Namun penelitian terbaru menunjukkan, dampak racun rokok terhadap sistem reproduksi laki-laki tidak hanya berhenti sampai pada kesulitan punya anak. Ketika berhasil punya anak pun, dampak buruk racun rokok akan diwariskan pada keturunannya.

Menurut penelitian yang dilakukan di University of Bradford ini, sperma yang dihasilkan oleh laki-laki perokok memiliki cacat genetik. Cacat tersebut membuat keturunannya rentan mengalami penyakit kanker terutama kanker darah atau leukemia.

Karena sperma subur membutuhkan waktu 3 bulan untuk benar-benar matang, maka riwayat merokok selama masa tersebut bisa membuat sperma mengalami cacat genetik. Dengan kata lain, jika ingin punya anak sehat maka 3 bulan sebelum berhubungan seks laki-laki tidak boleh merokok.

"Ayah yang merokok sebelum berhubungan seks bisa mewariskan cacat genetik pada anaknya. Cacat itu bisa meningkatkan risiko kanker di kemudian hari," kata Dr Diana Anderson yang memimpin penelitian ini, seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (26/6/2012).



sumber : health.detik.com