Mitos & Fakta Seputar Kolesterol

Banyak mitos beredar di kalangan masyarakat seputar kolesterol. Kurangnya pemahaman yang benar dapat menyebabkan informasi salah seputar kolesterol dan gejalanya.

Untuk itu, penting meluruskan mitos-mitos yang telah lama beredar di masyarakat agar gejala kolesterol dapat dihindari lebih cermat dan tepat dalam menyikapinya.

Apa saja mitos dan fakta seputar kolesterol?







Mitos
Pada orang berkadar kolesterol tinggi jika berolahraga, diet dan dalam keadaan fit, berarti kolesterol pasti baik.


Fakta
Selain olahraga dan diet, ada hal lain yang memengaruhi kadar kolesterol. Seperti berat badan, merokok, riwayat keluarga, umur, dan jenis kelamin. Agar kadar kolesterol tetap terkontrol, maka dibutuhkan pola hidup sehat (diet dan olahraga), serta kepatuhan minum obat.


Mitos
Kadar kolesterol yang tinggi dan penyakit kardioserebrovaskular hanya masalah pria.


Fakta
Tidak benar. Walaupun di masa sebelum menopause wanita memproduksi estrogen yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung, namun perlu dilihat juga faktor lain seperti hiperkolesterol, hipertensi, diabetes, dan faktor keturunan. Di seluruh dunia, sekira 8,5 juta wanita meninggal setiap tahun akibat penyakit jantung.


Mitos
Cukup dengan menghindari daging, santan, jeroan, dan keju dalam makanan, maka kadar kolesterol pasti normal.


Fakta
Belum tentu. Karena 80 persen dari kolesterol darah dihasilkan dari dalam tubuh kita sendiri (endogen). Bila metabolisme tubuh sudah memburuk, maka dibutuhkan obat untuk mengendalikan kadar kolesterol secara terus-menerus (jangka panjang). Selain itu, dibutuhkan pula modifikasi gaya hidup melalui diet dan olahraga.


Mitos
Kadar kolesterol yang tinggi hanya pada orangtua saja yang proses metabolismenya sudah menurun.


Fakta
Kolesterol tinggi tidak hanya diderita oleh orangtua saja. Bahkan, usia anak-anak atau remaja pun bisa menderita hiperkolesterolemi. Pembentukan kerak/plak pada dinding pembuluh darah pernah dijumpai pada usia anak-anak. Dan kejadiannya meningkat seiring dengan pertambahan usia.


Mitos
Kadar kolesterol tinggi tidak berbahaya, karena tidak menimbulkan gejala.


Fakta
Walaupun tidak bergejala, kolesterol tinggi bergejala, kolesterol tinggi berbahaya karena dapat merubah dinding pembuluh darah dan memicu penyakit jantung koroner. Sekitar 40 persen kematian mendadak akibat serangan jantung disebabkan karena tingginya kadar kolesterol. Untuk itu, kadar kolesterol Anda harus dikontrol dengan baik.


Mitos
Orang gemuk memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dari orang kurus.


Fakta
Belum tentu. Karena kadar kolesterol dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk apa yang Anda makan, seberapa cepat tubuh Anda memproduksi dan membuang kolesterol LDL yang jahat, tingkat kesehatan dan kebiasaan makan.


Mitos
Tidak perlu risau jika dokter tidak komentar tentang kadar kolesterol kita.


Fakta
Karena tidak menimbulkan gejala, pemeriksaan kolesterol sering tidak dilakukan. Kesehatan Anda adalah tanggung jawab Anda sendiri. Pastikan Anda secara rutin memeriksa kadar kolesterol Anda, termasuk kolesterol LDL (jahat), kolesterol HDL (baik), dan trigliserida. Untuk mengontrol kadar kolesterol dalam darah, sebaiknya pemeriksaan di laboraturium dilakukan secara berkala, minimal setiap 6 bulan sekali.


Mitos
Tidak perlu konsumsi obat antikolesterol lagi setelah kadar kolesterol kita normal.


Fakta
Belum tentu. Karena 80 persen kolesterol darah dihasilkan oleh tubuh sendiri. Sehingga jika metabolisme seseorang sudah memburuk, dibutuhkan penggunaan jangka panjang (terus-menerus), selain modifikasi pola hidup dengan diet dan olahraga.


Mitos
Makan daging kambing akan menyebabkan hiperkolesterol dan tekanan darah tinggi.


Fakta
Tidak benar. Tidak ada bukti bahwa daging kambing mempunyai kandungan lemak (terutama lemak jenuh) yang lebih tinggi dibanding dengan jenis daging merah lainnya.






sumber : lifestyle.okezone.com