Empat Tanda Kulit Anda Mengalami Penuaan Dini



Bukan sesuatu hal yang mustahil bagi seorang wanita berusia 20- atau 30-an untuk mengalami penuaan dini pada kulitnya. Radikal bebas seperti terpaan sinar matahari langsung, stres dan polusi lingkungan menjadi faktor penting penuaan dini pada kulit.
Faktor lainnya seperti merokok, minuman beralkohol ataupun diet yang tidak sehat juga turut mempengaruhi rusaknya kulit Anda. Sebagai akibatnya, kulit kehilangan keindahan dan mulai menunjukkan ciri-ciri fisik penuaan dini. Berikut ini tanda-tanda penuaan dini pada kulit yang patut Anda waspadai.
1. Keriput
Tanda yang paling mudah untuk dilihat tentu saja adalah kulit yang mulai keriput. Akademi Dermatologi Amerika menjelaskan, keriput ini muncul akibat terpaan sinar matahari, dan semakin bertambah parah jika Anda merokok. Terpaan radikal bebas akan merusak DNA pada kulit hingga ke membran sel. Kolagen dan elastin, protein yang berguna bagi kesehatan dan keindahan kulit, makin lama makin rusak yang mengakibatkan kulit akan mulai kendur dan kehilangan elastisitasnya. Faktor keturunan, seperti genetik dan ras, sebenarnya juga memengaruhi cepat lambatnya seseorang berkeriput.
2. Noda kehitaman
Noda kehitaman, atau biasa disebut age spot, akan muncul dengan warna yang lebih gelap dari kulit sekitarnya. Menurut Institut Kesehatan Nasional, age spot umumnya dijumpai pada manusia yang sudah berumur di atas 40 tahun yang menghabiskan banyak waktunya di bawah sinar matahari. Biasanya muncul di daerah lengan, tangan, wajah, dahi dan bahu (pokoknya bagian-bagian yang mudah terkena sinar matahari langsung).
3. Tekstur kulit kasar
Masalah lainnya yang menandai kulit mengalami penuaan dini adalah tekstur kulit yang menjadi kasar. Kolagen dan elastin akan rusak jika terus-menerus mendapat terpaan sinar matahari. Kolagen bermanfaat menjaga kekuatan dan elastisitas kulit, sedangkan elastin akan menjadikan kulit tetap kencang dan fleksibel. Terlalu banyak berada di bawah sinar matahari akan membuat kulit tampak kering dan kasar.
4. Pori-pori melebar
Pori-pori yang membesar juga dikaitkan sebagai tanda-tanda penuaan dini pada kulit. Semakin seseorang bertambah tua, pori-porinya akan semakin besar akibat penumpukan kulit mati. Pori-pori yang membesar ini dapat diatasi dengan rajin melakukan perawatan kulit yang mencakup pengangkatan sel-sel kulit mati.


Waspada Konsumsi Minuman Manis!

Anda penggemar minuman manis? Ada baiknya mulai sekarang Anda lebih waspada karena riset terbaru menunjukkan, kebiasaan mengonsumsi minuman manis ternyata, selain meningkatkan risiko menderita diabetes dan obesitas, dapat juga meningkatkan risiko mengidap penyakit jantung.
Menurut hasil penelitian terbaru yang dipresentasikan pada American Heart Association (AHA) Scientific Session 2011 di Orlando, Florida, AS, kaum Hawa yang mengonsumsi dua gelas atau lebih minuman manis setiap hari, bahkan jika mereka memiliki berat badan normal, mengalami peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes. Minuman manis yang dimaksud di sini adalah minuman seperti soda berkarbonasi atau air dengan tambahan gula.
Peneliti mengatakan, studi sebelumnya telah mengkaji dan menemukan hubungan antara minuman manis dan obesitas, lemak darah tinggi, hipertensi, dan diabetes tipe 2. Tetapi studi besar kali ini menunjukkan, ada hubungan antara minuman manis dan faktor risiko kardiovaskular, kata para peneliti.
Pimpinan riset, Dr Christina Shay, sekaligus asisten profesor dari University of Oklahoma Health Sciences Center di Oklahoma City membandingkan efek konsumsi minuman manis pada perempuan setengah baya dan perempuan berusia lebih tua.
Hasilnya menunjukkan, perempuan yang menenggak dua gelas atau lebih minuman manis setiap hari cenderung lebih mungkin memiliki ukuran pinggang lebih besar dan memiliki gangguan kadar glukosa puasa. Mereka juga hampir empat kali lebih mungkin mengalami peningkatan kadar trigliserida - jenis lemak darah yang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung.
Dalam sebuah pernyataan, Shay mengatakan, perempuan yang minum lebih dari dua gelas minuman manis sehari ukuran pinggangnya bertambah, tetapi belum tentu mengalami kenaikan berat badan.
"Kebanyakan orang berasumsi bahwa individu yang mengonsumsi banyak minuman pemanis memiliki peningkatan obesitas, yang pada gilirannya, meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. Meskipun hal itu benar, namun penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko untuk penyakit jantung dan stroke tetap ada bahkan jika perempuan tidak mengalami kenaikan berat badan," tambahnya.

Tahukah Anda ? Makan Terlalu Cepat Bisa Bikin Anda Gemuk

Percayakah anda jika makan terlalu cepat menyebabkan kegemukan? Temuan penelitian di Selandia Baru mengatakan demikian. Dalam studi terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of American Dietetic Association, para peneliti menemukan bahwa wanita berusia 40-50 yang makan cepat lebih cenderung menjadi gemuk daripada yang makan lambat.
Bahkan, menurut penelitian di Jepang sebelumnya, makan cepat bisa menyebabkan dua kali lipat resiko kelebihan berat badan. Universitas Osaka memantau kebiasaan makan dari 3.000 orang. Mereka menemukan kesimpulan 84 persen laki-laki yang makan cepat, lebih mungkin untuk mengalami kegemukan.

"Makan terlalu cepat membuat otak kita tidak menyadari bahwa perut sudah penuh,"kata  profesor fisiologi metabolik di Universitas Nottingham, Ian McDonald.
Pada saat yang sama, hormon ghrelin yang memberi sinyal ketika perut merasa lapar menurun. "Diperlukan waktu selama 20 menit setelah anda mulai makan, sampai pesan untuk berhenti sampai ke otak. Sederhananya, makan terlalu cepat, dan Anda cenderung memenuhi perut dengan makanan berlebih,” kata McDonald.
Konsultan pencernaan di Klinik London dan Rumah Sakit St Mark di London, David Forecas mengatakan makan terlalu cepat juga meneyebabkan perut kembung. “Banyak udara yang tertelan sehingga perut menjadi tidak nyaman,”kata dia. Menurutnya, orang rata-rata membutuhkan waktu minimal 20 menit untuk makan.

Awas! Makanan yang Dipanggang Picu Risiko Kanker Dua Kali Lipat

Banyak orang senang menikmati makanan yang dipanggang dan ada banyak restoran yang menyajikan hidangan makanan dengan cara dipanggang. Tetapi, para ilmuwan mengatakan bahwa pilihan terhadap makanan yang terolah itu dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan.

Dibandingkan dengan yang direbus, memasak makanan dengan memanggang bisa meningkatkan risiko kanker hingga dua kali lipat, meskipun dagingnya dimasak hingga matang. Para ilmuwan menemukan bahwa daging yang dipanggang atau digoreng menyebabkan mutasi karsinogenik pada permukaan makanan itu.
Karsinogen adalah zat yang menyebabkan penyakit kanker. Zat-zat karsinogen menyebabkan kanker dengan mengubah asam deoksiribonukleat (DNA) dalam sel-sel tubuh, dan hal ini mengganggu proses-proses biologis.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Institut kesehatan publik Norwegia menguji tikus sebagai percobaannya yang diharapkan merefleksikan kondisi serupa pada manusia. Mereka menemukan bahwa manusia memiliki enzim tertentu yang disebut sulfotransferases (sult) dalam beberapa bagian dari tubuh mereka. Di tikus, enzim ini hanya ada pada hati.

Enzim Sult berfungsi untuk mengubah beberapa kandungan dalam makanan agar tidak berbahaya. Selain itu, enzim ini juga memiliki kemampuan untuk merubah makanan menjadi karsinogenik atau kandungan penyebab kanker.

"Kami ingin meneliti perkembangan tumor usus pada tikus yang sering mengonsumsi makanan yang dipanggang dan digoreng dan membandingkan mereka dengan perkembangan tumor pada tikus normal yang diberi makan makanan terkontaminasi yang sama," kata para ilmuwan, seperti dikutip dari dailymail.
Hasilnya menunjukan bahwa para ilmuwan menemukan tumor usus meningkat dari 31 hingga 80 persen pada tikus yang memakan daging yang dipanggang, sama seperti manusia. Selain itu, para ilmuwan juga mencatat bahwa tikus bukanlah percobaan yang sempurna untuk menggambarkan risiko kesehatan usus manusia melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi.
Jadi ada baiknya jika kita mengurangi makanan yang dipanggang mulai sekarang. Beralihlah ke cara penyajian makanan yang lebih sehat seperti direbus. Untuk kesehatan kita di masa yang akan datang.